Tabot Terakhirku….
“Cha, Icha bangun udah
jam 6 nih. Nanti kamu telat loh!!!” Teriak seseorang dari luar kamarku. Itu
Mamaku. Beliau selalu membangunkanku tiap hari. Perkenalkan namaku Rezkia
Ananda Nissa. Aku biasa dipanggil Icha. Aku adalah anak tunggal. Aku tinggal di
Bengkulu, Provinsi yang paling indah. Aku sekarang kelas 2 SMP. Namun, tidak
seperti anak SMP lain yang jam 05.00 pagi udah bangun, aku malah masih mimpi.
Aku tidak pernah takut terlambat, karena aku berprinsip “Biar lambat asal selamat “.
Teman-teman memanggilku
dengan sebutan “Pahlawan penakluk Guru BK“.
Sudah tak terhitung berapa kali aku terlambat. Tetapi walaupun begitu, aku tak
pernah mendapatkan hukuman ataupun point. Seperti kemarin, saat Bu Risti guru
BK di SMP ku yang terkenal garangnya memanggilku ke ruangannnya untuk
menanyakan alasan kenapa aku datang terlambat. Dengan muka yang penuh kemenangan sambil
memikirkan hukuman apa yang pantas untukku, Bu Risti pun mulai menyidangku. Aku
sih tenang-tenang saja, walaupun bagiku ruang BK bagaikan ruang persidangan orang
yang akan dihukum mati. Aku hanya perlu mengatakan alasan yang kubuat
se-kreatif mungkin hingga membuat Bu Risti diam tak berkutik dan menyuruhku
kembali ke kelas. Aku tak pernah menceritakan kejadian bahwa aku sudah
terlambat untuk ke3 kalinya kepada Mama, karena itu sama saja menjerumuskan
diri sendiri ke lubang buaya!!Ihhh…serem!!
“Ma, aku pergi dulu
ya!Assalamualaikum..”kataku, sambil mencium tangan mama.
“Wa’alaikum salam,
hati-hati di jalan ya!!”ujar Mama.
Aku pergi sekolah dengan
berjalan kaki, karena jarak dari rumah ke sekolah tak begitu jauh. Hanya
membutuhkan waktu 10 menit. Saat tiba di gerbang sekolah, bel sudah berbunyi.
“Selamat, selamat…untung
nggak terlambat” Ujarku dalam hati.
Aku segera berlari menuju
kelas. Ketika masuk Dita dan Vela langsung mengerumuniku seperti semut melihat
gula. Jika di kelas aku akan berubah menjadi anak yang gaul, ngomong aja pake “Gue-gue, Loe-loe”. Karena bagiku
bahasa “Aku, Kamu” itu terlalu sopan untuk anak-anak nakal di kelasku yang
nakalnya udah stadium 4.
“Woi..Pahlawan penakluk Guru BK udah datang
nih!!!!!” Seru Eza anak laki-laki yang selalu jadi Profokator di kelasku.
“Apa-apaan sih! biasa aja
kale,,”Ujarku.
“Cha,,Icha loe ada
rencana..” Ucap Dita terhenti karena melihat Bu Narti guru Matematika paling
killer di SMP ku memasuki kelas.
“Duduk ditempat
masing-masing Bu Narti udah datang!” Seru Putra Si ketua kelas, menenangkan.
Pelajaran pun dimulai. Bu
Narti mulai menuliskan rumus-rumusnya yang dulu pernah membuat Riri, teman
se-kelasku kejang-kejang masuk rumah sakit dan di opname selama 2 minggu.
Karena saat itu Wali kelas kami ibu Marni tidak masuk dan izin selama 3 hari,
Bu Narti selaku Wakil Kepala Sekolah turun tangan mengajar pelajaran Matematika
di kelasku selama 3 hari berturut-turut. Bahkan ketika tidur saat di opname di
Rumah Sakit, Riri sering mengigau. Tapi, anehnya ia mengigau sambil menyebutkan rumus-rumus
Aljabar, Aritmatika, Bangun ruang dll. Hahhh..emang bener-bener aneh!
“Teeeet,,,Teet,,,Teeet,,,”
Bel istirahat pun berbunyi.
“Alhamdulillah..gue hidup
kembali!!” Ujar Icha enteng.
“Cha..ke kantin
yuk!!!!!!” Ajak Vela.
“Yo’i!” Balasku dan Dita
berbarengan.
“Emang gue ngajak loe?”
Tanya Vela.
“Oh..maaf kalau gitu!!!!!”Ujar Dita pura-pura sedih.
“Dita
manis..jangan marah donk!!! gue kan cuma becanda !!” Bujuk Vela.
“Acting
doank kok!!!” Ujar Dita.
“Gue
suka gaya loe!!!” kataku sambil menirukan salah satu gaya iklan di TV.
“Icha..kau
tak boleh begitu!! Demi masa depanmu Icha, kau tak boleh datang terlambat lagi!
Karena itu akan membuatmu celaka!! Ingat itu Icha!! Ingat….” Ujar Dita Lebay.
“
Ahhh,, Dasar loe lebay.com!!” Candaku.
“Hihihihi..”Tawa
Dita sambil nongolin gigi kudanya.
Saat
di kantin. Aku, Dita dan Vela tidak kebagian tempat duduk.
“Wah,,, kita duduk dimana
nih?rame banget!”Tanyaku.
“Di
pojok ono!!” Jawab Dita.
“Pojok
ono?daerah mana tuh?baru denger gue!!” Tanyaku lagi.
“Icha
sayang..maksudnya di
sudut sana!” Jawab Vela.
“Oooh..”Ujarku.
Mereka
pun duduk ditempat kosong yang ada disudut belakang.
“Eh
Dit, tadi pagi loe mau ngomong apaan?”Tanyaku.
“Apaan
apanya sih?”Dita balik nanya.
“Itu
loh pas ‘Drakula penghisap otak’
masuk!” Jawabku.
“Drakula penghisap otak??”Dita bingung
sendiri.
1
menit, 2 menit, 3 menit, 4 menit, 5 menit. Icha hanya diam,5 menit berlalu Dita
baru tersadar “Oh.. maksudnya Bu Narti??” Jawabnya.
“Lama
banget sih otak loe connect nya!!” Gerutuku.
“Maklum
belum di install ulang!! Hehehe..” Ujar Dita tak bersalah.
“Cepetan!!Loe
mau ngomong apaan tadi pagi????”Tanyaku.
“Nggak
penting-penting amet kok!!Cuma mau nanya kalian Tabot nanti pergi sama siapa??” Tanya Dita.
Aku
tertegun mendengar ucapan Dita. Aku Genggam erat-erat kalung berbentuk bintang
yang ada di leherku. Aku teringat kejadian 10 tahun lalu ketika aku bertemu
anak laki-laki yang hingga kini aku tak tahu siapa namanya. Aku memanggilnya
dengan panggilan “ Pangeran Bintang”. Saat itu, ketika aku berumur 7 tahun.
Ibuku mengajakku pergi ke acara penutupan Tabot . Tabot adalah ritual atau adat
budaya di Bengkulu yang sudah turun-temurun dilakukan. Aku dan Ibuku mencari
tempat yang tidak terlalu, sepi agar saat iring-iringan Tabot lewat kami dapat
melihatnya. Tapi,ketika iring-iringan Tabot lewat, para penonton yang juga
ingin menyaksikan iring-iringan datang beramai-ramai. Aku terpisah dengan
Ibuku. Aku menangis melihat orang-orang dewasa lalu-lalang,aku takut terinjak.
Tiba-tiba ada seorang anak laki-laki sebaya denganku. Ia menarik tanganku
keluar dari kerumunan orang banyak. Lalu ia berkata “Kenapa kamu menangis??”.
“Mama…”
Tangisku.
“Jangan
nangis lagi!!” Ujarnya sambil menghapus air mataku yang terus mengalir.
“Mama,,Mama
nggak ada!!” Kataku terbata-bata.
“Kan
ada aku!!” Ujarnya menghiburku.
Aku
tetap saja menangis tak mempedulikan ucapannya. Kemudian seorang perempuan
memanggil anak laki-laki itu untuk segera pulang. Tapi, sebelum pergi dia
memberiku sebuah kalung berbentuk Bintang.
“Jangan
nangis lagi ya!! Biar kamu nggak nangis lagi, ini kalung untukmu. Tadi, Mamaku
membelikan sepasang kalung berbentuk Bintang untukku. 1 untuk kamu dan 1 untuk
aku. Mudah-mudahan suatu saat nanti kita dapat6 bertemu kembali!! Dadaaaa…”
Ujarnya seraya pergi meninggalkanku yang masih terdiam memegang kalung Bintang
yang ia berikan.
“Dah..”
Kataku pelan, walaupun ia sudah tak kelihatan lagi.
Semenjak
saat itu, aku selalu berharap setiap tahun aku dapat bertemu dengan pangeran
Bintang yang kutunggu-tunggu di festival Tabot
“Dimanakah
kau berada Pangeran Bintangku?” Tanyaku dalam hati.
“Woiii..Cha!!”Hardik
Vela, membuyarkan lamunanku.
“Ngelamun
aja kerjaannya!! Mikirin apaan sih?”Tanya Vela.
“Eh..
nggak..nggak ada apa-apa kok!!”Jawabku terbata-bata.
“Gimana
rencana loe, Tabot nanti??”Tanya Dita mengingatkan.
“Mungkin
Tabot kali ini gue di rumah aja!!”Jawabku.
“Boring
tau di rumah mulu’!”Ujar Dita.
“Pergi
ke Malam Penutupan Tabot sama kita aja!!”Ajak Vela.
“Nggak
taulah!!Lagian Tabotnya juga masih lama!!”Kataku.
“Siapa
bilang masih lama??”3 hari lagi Penutupan Tabot, Cha!!”Kata Vela berusaha
meyakinkan Icha untuk ikut.
“Oke
deh!! Emang dasar tukang rayu nomor. 01!!”Ujarku kepada Vela.
Malam
Penutupan Tabot pun tiba. Malam itu, aku pergi bersama Vela dan Dita
menggunakan mobil Om ferdi, adik Mamaku. Perlu waktu 10 menit untuk aku dapat
izindari Mama.
“Ma..”Panggilku.
“Apa?”Tanya
Mama yang sedang membaca majalah ‘Resep Lezat’ favoritnya.
“Icha..Icha
boleh nggak pergi ke Malam Penutupan Tabot??”Jawabku.
“Sama
siapa??”Tanya Mama lagi.
“Dita
dan Vela!”Jawabku.
“Nggak
boleh!!!!”Ujar Mama tegas.
“Please
Ma...Icha kan udah gede’, masa nggak boleh sih Icha pergi sama Dita dan
Vela!!”Bujukku.
“Sekali
nggak boleh tetep nggak boleh!!kata Mama.
“kenapa
nggak boleh??”Tanyaku.
“Kalian
itu masih kecil, bangun tidur aja mesti Mama yang bangunin”Jawab Mam. Walaupun
kalau di pikir-pikir bener juga sih!! Tapi, misi harus tetap terlaksanakan!!!!
“Mama
Icha kan wanita yang paling cantik, seksi, pintar... Jadi ayolah Ma!!”Bujukku
lagi.
“Kalau
perginya Cuma bertiga nggak akan Mama izinin!!”Kata Mama.
Mama
diam tak mempedulikanku, Ia masih terus membaca majalah favoritnya itu.
“Yaudah
deh,,Icha suruhOm Ferdi ikut!!Boleh ya Ma??”tanyaku dengan muka pasrah karena
terpaksa mengajak Om Ferdi.
“Ya!!
Tapi, ingat jam 9 udah harus pulang..”Pesan Mama.
“Oke..Mamaku sayang” Kataku sambil
mencium pipi Mama. Mama hanya tersenyum.
Ketika
dijalan Icha masih memikirkan gimana caranya biar Om Ferdi nggak turun dan
tetep di mobil. Aku pun mendapt ide ”Ahaaaaa” Ujarku dalam hati.
“Om,
katanya kalau lagi ada acara Malam Penutupan Tabot kayak gini, banyak mobil dan
motor yang hilang loh!!”Kataku menakut-nakuti Om Ferdi.
“Emang
iya ya?? Pasti akal-akalan kamu aja kan, biar Om Ferdi nggak turun!!”Tanya Om
Ferdi.
Aku
terdiam “Kenapa Om Ferdibisa tau ya??” Tanyaku dalam hati.
“Nggak
gitu kok Om!!Itu emang bener!!Iya kan Dit??”Tanyaku kepada dita yang sibuk
melamun.
“Ee..Apa..Apa??”Tanya
Dita.
Secara
spontan kuinjak kaki Dita.
“Yaaaaaaaaa..”Teriak
Dita.
“Wah..Dita
Cuma mau ngomong ‘ya’ aja pake’ semangat 45 banget!!!”Kata Om Ferdi sambil
tertawa kecil.
Aku
hanya cekikikan saja mendengarnya. Akhirnya kami tiba di acara Malam Penutupan
Tabot. Kami berkeliling ke segala tempat. Akhirnya kami membeli cemilan Arum
Manis dan duduk di pinggir Pantai Zakat, salah satu pantai paling indah di
Bengkulu.
Tahun
ini..Seperti tahun-tahun yang lalu. Tak ada yang berubah!! Semua sama. Sama
seperti 10 tahun semenjak kejadian itu. Pangeranku, Pangeran Bintangku tak
kunjung datang.
“Ya
Tuhan semoga suatu saat nanti aku dapat bertemu Pangeran Bintangku!!” Harapku
dalam hati.
4
tahun berlalu. Aku sekarang tak lagi menjadi murid SMP, melainkan mahasiswa.
Tapi, sifatku masih seperti dulu. Aku kuliah di salah satu Universitas Negeri
di Bengkulu, yaitu UNIB. Aku mengambil jurusan Matematika. Aku senang bisa
masuk UNIB walaupun aku terpaksa berpisah dengan Dita dan Vela yang memilih
kuliah di luar kota. Di kelasku ada satu orang cowok yang aneh menurutku,
namanya Radit. Teman-temanku semua mengidolakannya. Karena dia pintar, cakep walaupun
sedikit culun. Tapi, feeling ku
berkata bahwa Radit itu baik.
Hari
itu ketika pulang, aku duduk di kursi taman yang ada di halaman UNIB sambil
mengamati kalung Bintang pemberian Pangeranku. Tiba-tiba Radit muncul dan duduk
di sebelahku.
“Hai..Cha!1Ngapain
duduk sendirian!!” Sapa Radit.
“Eh..Dit..Nggak
Cuma teringat masa lalu doank!!” balas Icha sambil terus mengamati kalungnya.’
“Oh..Kayaknya
kalung itu berharga banget ya??? Diperhatiin sampe segitunya!!”Tanya Radit
melihat kalung yang di pegang Icha.
“Ya..
Berhargaaaaa banget!!”jawab ku.
“Boleh
aku lihat nggak?”Tanya Radit lagi. Setelah ia amati, ia merasa pernah melihat
kalung ini sebelumnya.
”Emang dari siapa?”Tanya
Radit untuk ketiga kalinya. Rasa penasaran Radit semakin kuat, karena setelah
ia amati Kalung itu sama persis dengan kalung yang ia pakai.
“Dari seseorang yang aku
tak tahu siapa namanya!!!!” Jawab ku
“Apa bener kalung ini
kamu dapat pada saat Festival Tabot 14 tahun yang lalu??????”Tanya Radit.
Dugaannya semakin kuat, bahwa Icha lah anak perempuan yang 14 tahun yang lalu
pernah ia tolong.
“Bener, Koq kamu
tahu???Apa kamu kenal sama Pangeran Bintang??”Icha balik nanya.
“Cha..Icha..Pangeran
kamu..Pangeran Bintang....Itu Aku!!”Jawab Radit.
Aku masih tetap berdiam
diri, aku tidak tahu mana yang sebaiknya ia pilih. Percaya atau tidak? Tapi,
yang jelas apa yang dikatakan Radit membuat air mataku berjatuhan.
“ Apa buktinya?” Tanya
ku.
“Kalung ini akan menyatu
dengan kalung yang ku pakai!!”Jawab Radit sambil mencoba menyatukan Kalungnya
dengan Kalung Icha. Apa mau dikata, Kalung berbentuk Bintang itu menyatu. Icha
menangis,,Pangeran yang selama ini ia rindukan. Ternyata adalah Radit.
“Aku mohon jangan pergi
lagi!! Jadilah Putri Bintang yang akan selalu menemaniku.”Pinta Radit. Aku
mengangguk tanda setuju. Semenjak saat itu aku dan Radit menjadi Pangeran dan
Putri Bintang yang akan selalu menyinari malam.
Pagi itu aku janjian
dengan Radit untuk jalan-jalan pagi ke Pantai Panjang, tapi sifat jelekku yang
selalu bangun siang membuatku tak dapat bertemu Radit.
“Wahhh...udah jam 7.
Janjiannya kan jam 6. Aku harus cepat-cepat!!” Ujarku. Aku langsung mandi dan
buru-buru ke Pantai. Tapi,,,,, Radit sudah pergi. Aku menyesal akan
keteledoranku dan berjanji untuk tidak bangun siang-siang.
Setelah kejadian itu, aku
tak pernah terlambat lagi jika Radit mengajakku jalan. Tapi, 3 bulan kemudian
Mamaku tahu kalau Radit berbeda agama denganku. Ia pun melarangku berpacaran
dengan Radit. Tapi, tak ku hiraukan.
Hari itu, aku mengajak
Radit ke rumahku untuk memperkenalkannya kepada Mamaku. Ketika Radit ingin
bersalaman dengan Mamaku, Ibuku menolak. 3 hari lagi Malam Penutupan
Tabot, aku berencana akan pergi berdua dengan Radit.
“Wah.. tahun ini Malam Penutupan Tabot rame ya, Cha “ Tanya Radit.
“Ya..” Jwabku.
Aku senang sekali tahun ini, aku dapat melewati Malam Penutupan Tabot
bersama Radit. Tidak seperti tahun-tahun lalu. Aku berharap tahun depan aku
dapat melewati Malam Penutupan Tabot bersama Radit.
“Dit, aku berharap tahun depan kita dapat pergi ke Malam Penutupan Tabot bersama. Walaupun
mungkin tahun depan aku tak dapat lagi berjalan!!!” Ujarku.
“Jangan bicara begitu !! Aku yakin, kita akan selalu bersama!!” Ujar
Radit.
Setelah kejadian Malam Penutupan Tabot, aku seperti diberi kekuatan
untuk tetap mencintai Radit. Tapi, hubunganku dengan Mama pun merenggang. Aku
taki tahu harus milih siapa. Mama atau Radit?? Biarlah waktu yang kan menjawab.
Radit tahu hubunganku dengan Mamaku mulai merenggang karena hubungan
kami. Hari itu ia menelponku.
“Halo, Cha kamu dimana??” Tanya Radit.
“Aku dirumah, ada apa Dit?” Jawabku.
“Masalah hubungan kita!!”Ujar Radit
“Kenapa?” Tanyaku.
“Aku tau Mamamu tak menyetujui hubungan kita tapi kumohon demi
kebaikanmu dan juga aku, sebaiknya kita berpisah!” ujar Radit. Radit langsung
mematikan telponnya.
Aku kaget mendengarnya, tak terasa air mataku jatuh berlinangan. 2 menit
kemudian, Radit mengirimkan SMS kepadaku.
Aku untuk Kamu
Kamu untuk Aku
Namun semua apa mungkin
Iman kita yang berbeda
Tuhan memang Satu
Kita yang tak sama
Haruskah Aku lantas pergi
Meski cinta takkan bisa pergi
Aku menangis membaca SMS itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar